Menurut kebanyakan orang, sukses itu identik dengan uang, jika bisa
menghasilkan uang banyak dan kaya raya maka dianggap sukses. Seorang
motivator seperti Mario Teguh pun berkata kalo laki-laki yang sukses
adalah yang mampu mencari uang lebih dari yang dibelanjakan istrinya.
Pada intinya semua selalu UUD (ujung-ujungnya duit).
Betulkah sukses identik dengan gelimang uang? Ternyata tidak. Sebuah
survey yang dilakukan sebuah majalah di Amerika Serikat menunjukkan
kecenderungan bahwa sukses sangat berhubungan dengan pekerjaan. Selain
itu, juga berkaitan dengan popularitas dan aktualisasi.
Setiap orang memiliki definisi yang berbeda mengenai makna sukses.
Seorang dokter akan mengatakan sukses jika berhasil menyembuhkan
pasiennya. Lain lagi bagi seorang guru, dia akan merasa sukses jika anak
didiknya berhasil menyerap ilmu yang dia transferkan. Sedangkan
Marketer akan mengatakan sukses jika produknya berhasil diserap pasar. “When the mind thinks of success, the outside world mirrors these thoughts” Remez Sasson. Disamping itu, masih banyak yang salah mengerti akan “faktor penyebab” berhasilnya diraih sukses, antara lain :
1. Menganggap sukses identik dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Kenyataannya,
tidaklah selalu demikian. Banyak dijumpai orang – orang yang tingkat
edukasinya rendah (bukan Sarjana / tidak sampai tamat SMA) tetapi sukses
dalam bisnis bahkan jadi konglomerat. Mereka – mereka ini bisa sukses
karena piawai dan jeli melihat peluang yang ada. “Your mind is the generator of failure, and also the generator of success” Remez Sasson
2. Menganggap sukses identik dengan tidak melakukan kesalahan. Siapa
yang tidak akan pernah melakukan kesalahan ? Justru karena melalui
kesalahanlah, Thomas Alfa Edison sukses menemukan listrik. “Strong
people make as many mistakes as weak people. Difference is that strong
people admit their mistakes, laugh at them, learn from them. That is how
they become strong” Richard Needham.
3. Menganggap sukses identik dengan kerja yang tanpa adanya batasan waktu. Kerja
tanpa adanya batasan waktu, menunjukkan bahwa orang tersebut tidak
professional pada pekerjaannya karena tidak memiliki time management.
Seorang professional, tahu benar kapan harus mengawali dan mengakhiri
pekerjaannya dengan hasil yang terbaik. Professionalism : It’s NOT the job you DO, It’s HOW you DO the job.
4. Menganggap sukses identik dengan birokrasi yang sudah ditentukan. Di
era yang serba praktis, semua bentuk birokrasi yang bertele – tele,
complicated dan rumit, sudah sewajarnya disederhanakan. Karena selain
tidak efisien, juga akan menurunkan produktivitas. “Professionalism knows how to do it, when to do it, and doing it” Frank Tyger.
5. Menganggap sukses identik dengan petunjuk atasan. Petunjuk
dibutuhkan jika acuan kerja belum ada atau masih ragu dan bimbang.
Kemandirian dan kreativitas tidak akan timbul atau berkembang jika
selalu tergantung pada orang lain. “Professional are people who do jobs well even when they don’t feel like it”
6. Menganggap sukses identik dengan keberuntungan. Tanpa
adanya usaha yang ulet, semangat dan serius, tidaklah mungkin
keberuntungan akan mendatangi diri seseorang ibarat hujan emas dari
langit. “The golden opportunity you are seeking is in yourself. It
is not in your environment; it is not in luck or chance, or the help of
others; it is in yourself alone” Orison Swett Marden.
7. Menganggap sukses identik dengan banyak uang. Sejujurnya,
uang memang dibutuhkan tetapi jika tidak tahu cara memanfaatkannya
secara bijaksana maka seseorang tidak saja akan menjadi budak bagi
uangnya tetapi juga tidak akan bisa menjadi tuan bagi uangnya. “Money is better than poverty, if only for financial reasons” Woody Allen.
8. Menganggap sukses identik dengan pengakuan. Logikanya,
sukses yang sesungguhnya adalah didasarkan oleh apa yang tertampak /
nyata dan bukanlah dikarenakan oleh pengakuan atau penilaian dari orang
lain. “There are things to confess that enrich the world, and things that need not be said” Joni Mitchell.
9. Menganggap sukses identik dengan tercapainya tujuan. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai tetapi itu bukanlah akhir dari perjalanan. Tetapi adalah awal tujuan yang lain. “We are made wise not by the recollection of our past, but by the responsibility for our future” George Bernard Shaw.
10. Menganggap sukses identik dengan berakhirnya kesulitan. Hidup
adalah perjuangan yang penuh dengan rintangan dan tantangan. Yang
namanya kesulitan, pasti akan dialami. Yang menjadi masalah, mau atau
tidak dihadapi. Jika lari dari kenyataan / tidak mau menghadapinya maka
sampai kapanpun juga, kesulitan tersebut selain tidak akan bisa
tersirnakan, kwantitasnya juga akan semakin banyak. “In the middle of every difficulty lies opportunity” Albert Einstein. Sukses atau tidak dalam hidup ini, andalah yang tahu / penentunya.“Attaining peace of mind, happiness and good relationships also mean success” Remez Sasson.
Inilah intisari yang diperoleh tentang penjabaran sukses oleh para responden:
1. Memiliki pekerjaan yang Anda cintai (89%)
Pekerjaan yang dicintai menjadi nomor satu, anggap saja anda bekerja
sekaligus mengerjakan hobby anda sehingga mencari uang serasa seperti
tidak bekerja. Karena anda sangat menyenangi pekerjaan yang dilakukan
biasanya lebih minim terhadap stress daripada mengerjakan pekerjaan yang
tidak disukai. Ini memang impian banyak orang termasuk TS.
2. Merasa memiliki keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi (82%)
Punya pekerjaan yang menguras tenaga namun masih tetap bisa bersantai,
rekreasi, berkomunikasi dan punya banyak waktu untuk keluarga dan
teman-teman. Daripada orang kaya banyak uang tapi waktunya dihabiskan
untuk bekerja. Banyak orang kaya yang punya banyak uang tapi tidak bisa
menikmati kekayaannya karena waktunya terkuras mencari uang akhirnya
menjadi stress.
3. Merasa berprestasi (78%)
Aktualisasi diri adalah satu kebutuhan manusia yang cukup penting,
merasa punya kemampuan untuk berprestasi, diakui diri sendiri bahwa kita
mampu untuk melakukan yang terbaik sehingga meningkatkan percaya diri.
4. Bisa menentukan dan meraih tujuan (70%)
Anak kecil saja memiliki cita-cita yang diinginkan. Sebagai orang dewasa
bisa menentukan dan meraih tujuan dianggap salah satu kesuksesan dan
tentunya tiap orang punya tujuan berbeda misal si A ingin punya istri
seperti Chelsea Olivia atau si B ingin punya pekerjaan dan tinggal di
luar negeri.
5. Merasa dihargai tinggi dalam bidang pekerjaan Anda (63%)
Hampir mirip dengan nomor tiga, bedanya aktualisasi diri yang dilihat
oleh orang lain. Merasa dihargai oleh orang lain dan dianggap mampu,
dianggap profesional dalam bidang pekerjaan anda. Pujian dari rekan
kerja, atasan, istri atau orang tua adalah salah satu bentuk reward.
6. Memiliki pekerjaan yang bisa menolong orang lain (55%)
Buat sebagian orang menolong orang lain adalah salah satu kesuksesan.
Walau tidak menghasilkan uang banyak namun jika berhasil meringankan
beban orang lain dianggap sukses. Ada kebahagiaan tersendiri saat kita
berhasil menolong orang lain karena manusia pada hakikatnya adalah
mahluk sosial yang harus saling tolong-menolong. Berbanding terbalik
dengan para koruptor yang justru banyak uang tapi menyengsarakan banyak
orang.
7. Bisa menghasilkan uang banyak (45%)
Nah ternyata uang masuk di poin ketujuh, uang dikalahkan oleh keenam
faktor di atas padahal dengan uang orang bisa membeli apa saja yang
diinginkan seperti liburan ke luar negeri, gadget canggih, dan
lain-lain. Ternyata perasaan nyaman dengan uang banyak tidak sebanding
dengan perasaan yang didapat dari keenam poin di atasnya.
8. Bisa melakukan apa yang ingin dikerjakan, meskipun itu tidak menghasilkan banyak uang (38%)
Walau tidak menghasilkan banyak uang tapi keinginan bisa terpenuhi juga
salah satu faktor yang dianggap sukses. Kadang orang terikat dengan
pekerjaan dan rutinitas yang membosankan, ingin keluar dari zona itu
tetapi sulit karena faktor uang. Kebebasan untuk melakukan yang ingin
dilakukan tidak bisa dipungkiri adalah salah satu kesuksesan.
9. Bisa terkenal dan ngetop (5%)
Dokter terkenal, pengacara terkenal, artis ngetop, pengusaha
yang punya nama. Itu menambah gengsi seseorang. Banyak orang yang
rumahnya kecil dan masuk gang tapi mobilnya BMW seri terbaru. Itu semua
demi gengsi dan popularitas supaya dapat tanggapan positif dari orang
lain. Ada juga orang yang lebih suka kerja di kantor mewah yang
bergengsi daripada jualan makanan karena kerja di kantor dianggap lebih
bergengsi padahal sebenarnya jualan makanan menghasilkan uang lebih
banyak.
10. Bisa lepas dari kontrol orang tua (5%)
Kadang orang tua masih ikut campur dalam urusan pekerjaan atau
keluarga. Nah, saat seseorang bisa 100% lepas dari orang tua dan
dianggap mandiri adalah salah satu kesuksesan. Makanya sebagian orang
setelah menikah tidak mau serumah dengan mertua karena ingin lepas dari
kontrol mereka sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar